Selasa, 07 November 2017

Bulletin: Buah Lokal Indonesia

Diposting oleh Unknown



Oleh : Ni Nyoman Suindah[1],I Nyoman Widnyana Putra[2]
[1] Sekretaris Bidang Kajian Strategis BEM FP UNUD 2015/16, [2] Ketua Bidang Kajian Strategis BEM FP UNUD 2015/16

Buah merupakan bagian dari menu sehari-hari yang dikenal sebagai sumber protein, vitamin, mineral nabati, dan zat antioksidan yang baik untuk kesehatan. Buah-buahan dilihat dari segi kesehatan memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi manusia. Di Indonesia, selain sebagai bahan makanan, buah juga dimanfaatkan dalam upacara keagamaan.
Buah dapat kita peroleh sehari-hari dengan membelinya pada petani langsung, atau membelinya di pasar dan swalayan. Buah-buahan yang beredar di pasaran saat ini berasal dari buah lokal dan buah yang diimpor. Buah lokal adalah buah asli Indonesia dan buah yang awalnya berasal dari negara lain namun sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Sedangkan buah impor merupakan buah yang dibudidayakan di negara lain dan dipasarkan di Indonesia.
Saat ini di Indonesia buah lokal keberadaannya sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan eksistensi dari buah lokal lebih rendah dibandingkan dengan buah impor. Masyarakat banyak memilih buah impor dikarenakan tampilan buahnya lebih menarik, pasokan buahnya terjamin, serta ada standarisasi mutu yang jelas. Menurut Ariningsih (2013), pada kurun waktu 2008-2012 volume maupun nilai import buah-buahan Indonesia menunjukan tren yang meningkat. Pada tahun 2008 volume import buah-buahan adalah sebesar 482,03 ribu ton, sementara tahun 2012 impor buah-buahan meningkat hampir dua kali lipatnya, yaitu sebesar 785,56 ribu ton.
Kekurangan Buah Lokal
Berdasarkan data tersebut, ada beberapa faktor penyebab tingginya permintaan terhadap buah impor ketimbang buah lokal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi daya saing buah lokal adalah modal, kualitas buah, tampilan (packing) buah, ketersediaan, dan sifat buah yang musiman. Sedangkan faktor eksternal adalah penggunaan pengawet, supermarket di sekitar pasar tradisional yang identik dengan buah impor, permintaan (minat) konsumen, penawaran dari agen, hari raya besar/akhir pekan, dan harga buah.
JIFSAN (2002) dalam Barus (2008) menyatakan bahwa atribut dari kualitas buah dibagi atas tiga hal. Pertama, eksternal yaitu: penampilan (sight), rasa (touch) dan kecacatan. Kedua, internal yaitu: aroma, rasa, tekstur. Ketiga, tak terlihat (hidden) yaitu: kesehatan, nilai nutrisi dan keamanan. Tampilan buah lokal yang kurang menarik menyebabkan masyarakat kebanyakan kurang tertarik untuk mengkonsumsi buah lokal. Hal ini dapat terjadi karena penanganan pasca panen baik dari segi sortasi dan segi penyimpanan yang dilakukan oleh petani kurang baik.
Selain tampilannya yang kurang menarik, buah lokal juga bersifat musiman. Sebagai contoh, sesuai dengan yang dijabarkan oleh Rai (2010) Salak Gula Pasir merupakan buah yang dipanen musiman, sehingga panen buah berfluktuasi antar musim. Pada musim panen, ketersediaan buah melimpah, sehingga harga jual rendah berkisar antara Rp 7.000,00 – Rp 9.000,00/ kg, sebaliknya saat tidak musim panen maka tidak ada buah salak Gula Pasir di pasaran, kalaupun ada harganya dapat mencapai Rp 30.000,00- Rp 35.000,00/kg.
Kelebihan Buah Lokal
Dibalik tampilan buah lokal yang biasanya kurang menarik, ternyata buah lokal baik untuk kesehatan bila dibandingkan dengan buah-buahan impor yang memiliki tampilan menarik namun mengandung bahan pengawet. Berdasarkan penelitian Nurfitriani (2013) yang dilaksanakan di laboratorium Balai Peneliti Teknologi Pertanian terhadap beberapa sampel buah-buah impor, seluruh sampel ternyata mengandung formalin dengan kadar beragam. Sampel buah-buah impor khususnya pada Apel Fuji dan anggur merah yang berasal dari distributor dan pedagang kaki lima menujukkan hasil yang positif mengandung formalin yang ditandai dengan terjadinya atau terbentuk warna ungu lembayung pada sampel setelah menggunakan asam kromatofat.
Beberapa manfaat yang dimiliki buah lokal bila dibandingkan dengan buah impor adalah contohnya pada buah salak. Menurut Soetomo (2001), buah salak memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, sumber serat yang baik, mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh, menurunkan kadar gula dalam darah, mempertahankan kelembaban kulit, mempertahankan struktur tulang, dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (antibodi). Selain kelebihan dan manfaat yang sudah disebutkan diatas, dengan memilih buah lokal maka secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.
Kesimpulan
            Buah lokal adalah buah asli Indonesia dan buah yang awalnya berasal dari negara lain namun sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Kekurangan yang terdapat pada buah lokal biasanya disebabkan oleh tampilan buah yang kurang menarik, sehingga masyarakat kebanyakan kurang tertarik untuk mengkonsumsi buah lokal. Selain itu, keberadaan buah lokal yang bersifat musiman menyebabkan terjadinya fluktuasi harga di pasaran. Kelebihan dari buah lokal adalah lebih sehat dibandingkan dengan buah impor. Buah lokal juga memiliki kandungan gizi yang lengkap dan dengan mengkonsumsi buah lokal maka secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.

Referensi
Ariningsih, Ening. 2013. Konsumsi, Produksi, dan Strategi Pengembangan Buah-buahan  Lokal Indonesia. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS2013_05B_Ening.pdf
Barus, Sarjana. 2008. Analisis Sikap dan Minat Konsumen dalam Membeli Buah-Buahan di Carrefour, Plaza Medan Fair dan Supermarket Brastagi, Medan. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Elizabeth, dkk. 2013. Perancangan Kampanye “150% Buah Lokal” Bagi Remaja Usia 14-20 Tahun di Surabaya. Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra
Michaela, dkk. 2013. Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ceress/article/viewFile/8194/3551
Nurfitriani, A. 2013. Identifikasi Penyalahgunaan Formalin pada Produk Pangan (Buah-Buahan Impor). Program Magister Pasca Sarjana Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanudin Denpasar.
Paramita, Fitrian Eka. 2014. Buku Pintar Mencangkok Tanaman Buah. Depok: Infra Pustaka
Rai, I. N., C.G.A Semarajaya, dan I. W. Wiraatmaja. 2010. Studi Fenofisiolagi Pembungaan Salak Gula Pasir sebagai Upaya Mengatasi Kegagalan Fruit-Set. J.Hort. Vol: 20(3), Hal:216-222 ,2010.
Sinambela, Michaela Glady. 2013. Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal. http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/viewFile/764/664
Soetomo, Moch, H.A. 2001. Teknik Bertanam Salak. Sinar Baru Algensindo,Bandung

1 komentar: