Bulletin: Buah Lokal Indonesia
Diposting oleh Unknown
Oleh
: Ni Nyoman Suindah[1],I Nyoman Widnyana
Putra[2]
[1] Sekretaris Bidang Kajian Strategis BEM FP UNUD
2015/16, [2] Ketua
Bidang Kajian Strategis BEM FP UNUD 2015/16
Buah merupakan bagian dari menu sehari-hari yang dikenal sebagai sumber protein,
vitamin, mineral nabati, dan zat antioksidan yang baik untuk kesehatan. Buah-buahan dilihat dari
segi kesehatan memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
gizi manusia. Di Indonesia, selain sebagai bahan makanan,
buah juga dimanfaatkan dalam upacara keagamaan.
Buah dapat kita peroleh
sehari-hari dengan membelinya pada petani langsung, atau membelinya di pasar
dan swalayan. Buah-buahan yang
beredar di
pasaran saat ini
berasal dari buah lokal dan buah yang diimpor. Buah lokal adalah buah asli
Indonesia dan buah yang awalnya berasal dari negara lain namun sudah lama
dibudidayakan di Indonesia. Sedangkan buah impor merupakan buah yang
dibudidayakan di negara lain dan dipasarkan di Indonesia.
Saat ini di Indonesia buah lokal keberadaannya
sering
kali dipandang sebelah
mata oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan eksistensi dari buah lokal lebih
rendah dibandingkan dengan buah impor. Masyarakat banyak memilih buah impor
dikarenakan tampilan buahnya lebih menarik, pasokan buahnya terjamin, serta ada
standarisasi mutu yang jelas. Menurut Ariningsih (2013), pada kurun waktu
2008-2012 volume maupun nilai import buah-buahan Indonesia menunjukan tren yang
meningkat. Pada tahun 2008 volume import buah-buahan adalah sebesar 482,03 ribu
ton, sementara tahun 2012 impor buah-buahan meningkat hampir dua kali lipatnya,
yaitu sebesar 785,56 ribu ton.
Kekurangan Buah Lokal
Berdasarkan data tersebut,
ada beberapa faktor penyebab tingginya permintaan terhadap buah impor ketimbang
buah lokal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi daya saing buah lokal adalah modal, kualitas buah, tampilan (packing) buah, ketersediaan, dan sifat
buah yang musiman. Sedangkan faktor eksternal adalah penggunaan pengawet,
supermarket di sekitar pasar tradisional yang identik dengan buah impor,
permintaan (minat) konsumen, penawaran dari agen, hari raya besar/akhir pekan,
dan harga buah.
JIFSAN (2002) dalam Barus
(2008) menyatakan bahwa atribut dari kualitas buah dibagi atas tiga hal.
Pertama, eksternal yaitu: penampilan (sight),
rasa (touch) dan kecacatan. Kedua,
internal yaitu: aroma, rasa, tekstur. Ketiga, tak terlihat (hidden) yaitu: kesehatan, nilai nutrisi
dan keamanan. Tampilan buah
lokal yang kurang menarik menyebabkan masyarakat
kebanyakan kurang tertarik untuk mengkonsumsi buah lokal. Hal ini dapat terjadi karena
penanganan pasca panen
baik dari segi sortasi dan segi penyimpanan yang dilakukan oleh petani kurang baik.
Selain tampilannya yang kurang menarik, buah lokal
juga bersifat musiman. Sebagai contoh, sesuai dengan yang dijabarkan oleh Rai (2010) Salak Gula
Pasir merupakan buah yang dipanen musiman, sehingga panen buah berfluktuasi
antar musim. Pada musim panen, ketersediaan buah melimpah, sehingga harga jual
rendah berkisar antara Rp 7.000,00 – Rp 9.000,00/ kg, sebaliknya saat tidak
musim panen maka tidak ada buah salak Gula Pasir di pasaran, kalaupun ada
harganya dapat mencapai Rp 30.000,00- Rp 35.000,00/kg.
Kelebihan Buah Lokal
Dibalik tampilan buah lokal yang biasanya kurang
menarik, ternyata buah lokal baik untuk kesehatan bila dibandingkan dengan
buah-buahan impor yang memiliki tampilan menarik namun mengandung bahan
pengawet. Berdasarkan
penelitian Nurfitriani (2013) yang
dilaksanakan di laboratorium Balai Peneliti Teknologi Pertanian terhadap
beberapa sampel buah-buah impor, seluruh sampel ternyata mengandung formalin
dengan kadar beragam. Sampel buah-buah impor khususnya pada Apel Fuji dan
anggur merah yang berasal dari distributor dan pedagang kaki lima menujukkan
hasil yang positif mengandung formalin yang ditandai dengan terjadinya atau
terbentuk warna ungu lembayung pada sampel setelah menggunakan asam kromatofat.
Beberapa manfaat yang
dimiliki buah lokal bila dibandingkan dengan buah impor adalah contohnya pada
buah salak. Menurut Soetomo
(2001), buah salak memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki kandungan
gizi yang cukup lengkap, sumber serat yang baik, mengandung karbohidrat yang
cukup tinggi, dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh, menurunkan kadar gula
dalam darah, mempertahankan kelembaban kulit, mempertahankan struktur tulang,
dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (antibodi). Selain kelebihan dan
manfaat yang sudah disebutkan diatas, dengan memilih buah lokal maka secara
tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.
Kesimpulan
Buah lokal adalah buah asli
Indonesia dan buah yang awalnya berasal dari negara lain namun sudah lama
dibudidayakan di Indonesia. Kekurangan yang terdapat pada buah lokal biasanya disebabkan oleh
tampilan buah yang kurang menarik,
sehingga masyarakat kebanyakan kurang tertarik untuk mengkonsumsi buah lokal. Selain itu, keberadaan buah
lokal yang bersifat musiman menyebabkan terjadinya fluktuasi harga di pasaran.
Kelebihan dari buah lokal adalah lebih sehat dibandingkan dengan buah impor.
Buah lokal juga memiliki kandungan gizi yang lengkap dan dengan mengkonsumsi
buah lokal maka secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan petani di
Indonesia.
Referensi
Ariningsih, Ening.
2013. Konsumsi, Produksi, dan Strategi
Pengembangan Buah-buahan Lokal Indonesia. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian Bogor http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS2013_05B_Ening.pdf
Barus,
Sarjana. 2008. Analisis Sikap dan Minat
Konsumen dalam Membeli Buah-Buahan di Carrefour, Plaza Medan Fair dan
Supermarket Brastagi, Medan. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Elizabeth, dkk. 2013. Perancangan Kampanye “150% Buah Lokal” Bagi
Remaja Usia 14-20 Tahun
di Surabaya. Fakultas Seni
dan Desain, Universitas Kristen Petra
Michaela, dkk. 2013. Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah
Lokal. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ceress/article/viewFile/8194/3551
Nurfitriani,
A. 2013. Identifikasi Penyalahgunaan
Formalin pada Produk Pangan (Buah-Buahan Impor). Program Magister Pasca
Sarjana Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanudin
Denpasar.
Paramita,
Fitrian Eka. 2014. Buku Pintar Mencangkok
Tanaman Buah. Depok: Infra Pustaka
Rai, I. N.,
C.G.A Semarajaya, dan I. W. Wiraatmaja. 2010. Studi Fenofisiolagi Pembungaan Salak Gula Pasir sebagai Upaya Mengatasi
Kegagalan Fruit-Set. J.Hort. Vol: 20(3), Hal:216-222 ,2010.
Sinambela, Michaela Glady. 2013. Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah
Lokal. http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/viewFile/764/664
Soetomo, Moch, H.A.
2001. Teknik Bertanam Salak. Sinar Baru Algensindo,Bandung
Buah lokal
BalasHapus